Seorang Profesor dan Orang Gila

Pernah mendengar seekor katak menyebrang sungai Barito?


Dalam cerita itu, seseorang yang gila bertemu dengan seorang Profesor. Keduanya berbicara tentang katak. Yakni katak Kalimantan yang mampu melompat sejauh 50 cm. "Berapa lompatan yang diperlukan katak Kalimantan itu untuk sampai ke seberang sungai Barito?" tanya si gila itu. "Sedangkan lebar Barito adalah 1.250 meter."

Dengan cepat Profesor itu menjawab, "2500 lompatan." "Menghitungnya sangat mudah. Jika katak itu dapat melompat setengah meter, maka jumlah lompatan adalah dua kali jarak dalam meter," katanya lebih lanjut.

Orang gila itu terkekeh-kekeh mendengar jawaban Profesor. "Yang diperlukan katak itu untuk sampai ke seberang hanya dua lompatan. Yang pertama adalah melompat ke air. Setelah itu katak akan berenang. Sampai di ujung, katak baru akan melompat lagi ke daratan," kata orang gila itu.

Saya, Anda dan kita semua bisa seperti Profesor itu. Pandai dalam logika, namun dungu terhadap realita. Dengan logika, kita percaya dapat memecahkan seluruh masalah. Apalagi bila kita merasa tak cuma punya logika, namun hafal di luar kepala berbagai teori yang disebut buku-buku teks, dan memiliki segudang pengalaman. Persoalan apa yang tidak dapat kita atasi?

(Sumber : Kisah-kisah pembawa berkah)

Namun di dunia ini, kita gak cuma perhitungan logika, tapi juga perhitungan realita.
Dari cerita ini sepertinya si gila tak sehebat profesor. Tapi, ia dapat mampu mencermati realita.
Belajarlah untuk realita dan keimanan,bukan kata-kata yang merupakan kebenaran......

You May Also Like

0 komentar